Jumat, 28 November 2008

Siapa yang Atheis ?

Atheis adalah golongan orang-orang yang tidak mengakui adanya Tuhan. Yang digarisbawahi di sini adalah pengakuannya terhadap Tuhan, bukan keberadaan Tuhan itu sendiri. Faktanya, tidak semua orang atheis adalah atheis sejati. Bahkan boleh dibilang atheisme itu sebenarnya tidak pernah ada.

Seorang ustadz yang dulu aktif berjuang di lapangan bersama-sama para demonstran pada era 1997-1998 merasa geli dengan pengalamannya bersama seorang mahasiswa yang dikenalnya memegang teguh prinsip-prinsip atheisme. Mahasiswa tersebut terkenal sangat anti-Tuhan, anti-agama dan anti segala hal yang berbau religius. Apa dinyana, ketika polisi dan tentara menembakkan peluru tajam ke udara, dia malah berteriak “Ya Tuhan…!”

Adakah orang yang benar-benar tidak percaya Tuhan?

Suatu malam di Puncak, seorang guru saya, Kang Dicky Zainal Arifin, pernah bercerita tentang pengalamannya berdialog dengan seorang atheis. Dialog tersebut kira-kira begini bunyinya :

Kang Dicky : “Kamu tidak percaya sama Tuhan?”

Atheis : “Tidak!” (menjawab mantap)

Kang Dicky : “Mau ketemu Tuhan?”

Atheis : “Mau!”

Kang Dicky : “Dengan cara apa Anda ingin mati?”

(dialog sempat terhenti karena orang atheis ini jadi tersinggung dan merasa dibodohi)

Kang Dicky : “Kamu tidak percaya adanya hidup setelah mati?”

Atheis : “Tentu tidak!”

Kang Dicky : “Perlu bukti?”

Atheis : “Jelas!”

Kang Dicky : “Dengan cara apa Anda ingin mati?”

(orang atheis tersebut makin tersinggung saja)



Dalam Al-Qur’an, iman kepada Allah seringkali digandengkan dengan iman kepada hari akhirat (contohnya pada Q.S. Al-Baqarah : 8). Iman kepada Allah dan kepada hari akhirat adalah dua serangkai yang amat fundamental yang bisa menjadi parameter seluruh keimanan seseorang.

Manusia adalah makhluk yang suka memandang hasil, bukan proses. Tanpa adanya hari pertanggungjawaban di akhirat, mungkin tidak akan ada yang peduli dengan aturan-aturan agama. Surga dan neraka adalah alat-alat Allah untuk memberi motivasi kepada manusia untuk tunduk patuh pada perintah-Nya. Kalau manusia tidak diiming-imingi dengan kenikmatan surga atau dibuat takut dengan siksa neraka, mungkin hanya sedikit sekali manusia yang mau beriman. Namun perlu diingat bahwa semua ibadah kita lakukan hanya karena Allah, bukan karena pahala atau karena surga. Inilah level pemahaman keimanan yang sangat tinggi yang telah mencapai derajat kecintaan kepada Allah.

Beriman kepada Allah dan hari akhir adalah fundamental dalam Islam. Kita tidak dapat memilih salah satu dari keduanya, karena akan menjadi rancu. Kita beriman kepada Allah, tapi bagaimana kita akan terdorong untuk mematuhi aturan-aturan-Nya, sementara kita tidak percaya adanya hari akhirat? Kalau setelah mati kita tidak akan disuruh mempertanggungjawabkan kehidupan kita di dunia, lalu buat apa capek-capek beribadah? Demikianlah ilustrasi pentingnya keimanan kepada Allah dan hari akhir tersebut.

Dialog antara Kang Dicky dan orang atheis tadi sebenarnya mengandung makna yang dalam. Jika ia (orang yang mengaku atheis itu) benar-benar tidak percaya adanya Tuhan dan kehidupan setelah mati, mengapa ia menolak kematian? Kenapa manusia takut mati? Bukankah hidup ini banyak sakit, lelah dan kecewanya? Mengapa kita menolak kematian, padahal kematian itu adalah istirahat yang tanpa batas?

Jawabannya jelas : di hati kecil setiap manusia tersembunyi kekhawatiran akan adanya pertanggungjawaban setelah kematian.

Tidak ada manusia yang senang dengan kematian, karena mereka khawatir akan dimintai pertanggungjawaban setelah mati. Kaum Muslim yang terjun ke medan perang tidak takut mati karena dijanjikan akan mati syahid, sementara yang syahid tersebut pasti masuk surga tanpa melalui ‘formalitas’ pertanggungjawaban atau hisab. Dengan kata lain, jika kita tidak lagi mengkhawatirkan hidup sesudah mati, maka kita tidak akan takut mati. Sebaliknya, orang yang masih takut mati berarti masih mempercayai adanya Tuhan dan hari akhir, meskipun lidahnya menyangkalnya.

Kebanyakan orang atheis sebenarnya tidak atheis. Mereka hanya orang-orang yang kecewa dengan kehidupan mereka sendiri. Mereka merasa bahwa Tuhan adalah pelayannya. Jika Tuhan tidak memberikan ^pelayanan^ yang cukup baik, mereka pun merasa kecewa.

Bibit-bibit dari sikap ini ada di kehidupan kita sehari-hari. Karena sakit sedikit, kita langsung mengeluh. Padahal, hari-hari ketika kita sehat jauh lebih banyak daripada ketika kita sakit. Umat Islam beruntung memiliki panutan sekaliber Nabi Ayyub as. Beliau diuji dengan berbagai cobaan semasa hidupnya. Selama tujuh tahun ia mengalami kegagalan dalam bisnis, ternak-ternaknya mati, bahkan dirinya pun menderita berbagai macam penyakit. Ketika istrinya mengeluh, Nabi Ayyub as. malah berbalik marah kepadanya. Menurut beliau, Allah telah memberi mereka hidup senang selama puluhan tahun. Tidaklah patut bagi mereka untuk berkeluh kesah menghadapi kesusahan yang hanya tujuh tahun lamanya. Inilah fungsi sebenarnya dari matematika, yaitu mengajari kita caranya berhitung dengan benar.

Ada pula orang-orang yang bertanya-tanya, “Jika Tuhan itu memang ada, mengapa ada bencana, kelaparan, peperangan, wabah penyakit dan kemiskinan?”. Pertanyaan ini sama seperti kisah seseorang yang bertanya, “Jika ada tukang cukur, mengapa masih ada orang yang rambutnya berantakan tak terurus?”. Jawabannya jelas, karena masih ada orang yang tidak mau ke tukang cukur. Sama saja dengan berbagai penderitaan dalam hidup manusia yang muncul karena manusianya yang tidak mau ‘datang’ kepada Tuhan.

Kenapa mereka kecewa dengan hidup? Ini sebuah pertanyaan lain lagi. Kuncinya adalah pada tujuan hidup mereka. Jika tujuan hidup kita adalah menciptakan perdamaian di dunia, maka kita tidak akan pernah puas, karena ada saja manusia yang suka merusak kedamaian. Jika tujuan hidup kita adalah menciptakan dunia tanpa kelaparan, maka kita tidak akan pernah puas, karena ada saja segolongan manusia yang suka menindas orang lain. Jika tujuan kita adalah Allah, maka kita akan senantiasa dinamis, karena Allah menyukai orang-orang yang aktif berkarya, dan kita pun tidak akan kecewa menghadapi kegagalan, karena Allah menuntut kerja keras, bukan keberhasilan.

Keberadaan Allah bukan menjadi suatu beban, bahkan menjadi pelipur lara bagi setiap Muslim. Kita berjalan jauh untuk melaksanakan suatu kebaikan, namun kebaikan itu tidak berhasil kita wujudkan. Apakah kita perlu kecewa? Bukankah Allah Maha Melihat amal-amal kita? Bukankah Allah Maha Teliti dalam perhitungan-Nya? Setiap otot yang bergerak, darah yang mengalir dalam pembuluh darah, keringat yang mengalir dan persendian yang kelelahan pasti akan mendapatkan ganjaran dari kebaikan yang dibuatnya, meski pada akhirnya kita mengalami kegagalan.

Orang-orang atheis seharusnya tidak takut mati. Buat mereka, hidup adalah penderitaan dan mati adalah akhir yang kosong, tanpa makna, tanpa pertanggungjawaban. Jadi kalau masih takut mati, bisa dipastikan ia bukanlah seorang atheis.

Memang banyak orang yang bunuh diri, tapi mereka pun tidak bisa dianggap atheis yang sebenarnya. Kebanyakan orang bunuh diri tanpa pikir panjang, tanpa menggunakan akal sehat. Kalau pun sudah memikirkannya sejak jauh-jauh hari, mereka pun tidak pernah melihat orang lain bunuh diri. Karena itulah mereka tidak takut untuk bunuh diri. Kalau saja mereka meluangkan lebih banyak waktu untuk berpikir, mereka tidak akan bunuh diri. Tentu saja, tidak termasuk orang-orang sakit jiwa yang cenderung mencelakai diri sendiri.

Jadi, siapakah yang atheis?

Read More......

Selasa, 04 November 2008

Fenomerna Tindihan Waktu Tidur (Sleep Paralysis)

Pernah terbangun dari tidur, tapi sulit bergerak ataupun berteriak? Tenang, Anda bukan sedang diganggu mahkluk halus. Ini penjelasan ilmiahnya!

KEJADIAN ini sering saya alami sejak zaman SMA, bahkan hingga sekarang (meski frekuensinya sudah sangat berkurang). Saat hendak bangun dari tidur atau baru saja terlelap, saya merasa seperti ditindih sesuatu. Ini membuat saya sulit bangun ataupun berteriak minta tolong.

Lalu, ada sedikit rasa dingin menjalar dari ujung kaki ke seluruh tubuh. Untuk bisa bangun, satu-satunya cara adalah menggerakkan ujung kaki, ujung tangan atau kepala sekencang-kencangnya hingga seluruh tubuh bisa digerakkan kembali.

Setelah itu, biasanya saya tidak berani tidur. Takut kesadaran saya hilang atau kejadian itu berulang lagi. Apalagi saat kejadian, saya seperti melihat sebuah bayangan di kegelapan.



Pernah saya saya bercerita tentang hal ini pada ibu saya. Beliau mengatakan saya mengalami tindihan. Dan menurut kepercayaan orang tua, yang menindih adalah makhluk halus. Ih, seram ya! Namun, logika saya berusaha mencari penjelasan ilmiah. Inilah hasilnya

Sleep Paralysis

Menurut medis, keadaan ketika orang akan tidur atau bangun tidur merasa sesak napas seperti dicekik, dada sesak, badan sulit bergerak dan sulit berteriak disebut sleep paralysis alias tidur lumpuh (karena tubuh tak bisa bergerak dan serasa lumpuh). Hampir setiap orang pernah mengalaminya. Setidaknya sekali atau dua kali dalam hidupnya.

Sleep paralysis bisa terjadi pada siapa saja, lelaki atau perempuan. Dan usia rata-rata orang pertama kali mengalami gangguan tidur ini adalah 14-17 tahun. Sleep paralysis alias tindihan ini memang bisa berlangsung dalam hitungan detik hingga menit. Yang menarik, saat tindihan terjadi kita sering mengalami halusinasi, seperti melihat sosok atau bayangan hitam di sekitar tempat tidur. Tak heran, fenomena ini pun sering dikaitkan dengan hal mistis.

Di dunia Barat, fenomena tindihan sering disebut mimpi buruk inkubus atau old hag berdasarkan bentuk bayangan yang muncul. Ada juga yang merasa melihat agen rahasia asing atau alien. Sementara di beberapa lukisan abad pertengahan, tindihan digambarkan dengan sosok roh jahat menduduki dada seorang perempuan hingga ia ketakutan dan sulit bernapas.


Kurang Tidur

Menurut Al Cheyne, peneliti dari Universitas Waterloo, Kanada, sleep paralysis, adalah sejenis halusinasi karena adanya malfungsi tidur di tahap rapid eye movement (REM).


Sebagai pengetahuan, berdasarkan gelombang otak, tidur terbagi dalam 4 tahapan. Tahapan itu adalah tahap tidur paling ringan (kita masih setengah sadar), tahap tidur yang lebih dalam, tidur paling dalam dan tahap REM. Pada tahap inilah mimpi terjadi.

Saat kondisi tubuh terlalu lelah atau kurang tidur, gelombang otak tidak mengikuti tahapan tidur yang seharusnya. Jadi, dari keadaan sadar (saat hendak tidur) ke tahap tidur paling ringan, lalu langsung melompat ke mimpi (REM).

Ketika otak mendadak terbangun dari tahap REM tapi tubuh belum, di sinilah sleep paralysis terjadi. Kita merasa sangat sadar, tapi tubuh tak bisa bergerak. Ditambah lagi adanya halusinasi muncul sosok lain yang sebenarnya ini merupakan ciri khas dari mimpi.

Selain itu, sleep paralysis juga bisa disebabkan sesuatu yang tidak dapat dikontrol. Akibatnya, muncul stres dan terbawa ke dalam mimpi. Lingkungan kerja pun ikut berpengaruh. Misalnya, Anda bekerja dalam shift sehingga kekurangan tidur atau memiliki pola tidur yang tidak teratur.


Jangan Anggap Remeh

Meski biasa terjadi, gangguan tidur ini patut diwaspadai. Pasalnya, sleep paralysis bisa juga merupakan pertanda narcolepsy (serangan tidur mendadak tanpa tanda-tanda mengantuk), sleep apnea (mendengkur), kecemasan, atau depresi.

Jika Anda sering mengalami gangguan tidur ini, sebaiknya buat catatan mengenai pola tidur selama beberapa minggu. Ini akan membantu Anda mengetahui penyebabnya. Lalu, atasi dengan menghindari pemicu. Bila tindihan diakibatkan terlalu lelah, coba lebih banyak beristirahat.

Kurang tidur pun tidak boleh dianggap remeh. Jika sudah menimbulkan sleep paralysis, kondisinya berarti sudah berat. Segera evaluasi diri dan cukupi kebutuhan tidur. Usahakan tidur 8-10 jam pada jam yang sama setiap malam.

Perlu diketahui juga, seep paralysis umumnya terjadi pada orang yang tidur dalam posisi telentang (wajah menghadap ke atas dan hampir nyenyak atau dalam keadaan hampir terjaga dari tidur). Itu sebabnya, kita perlu sering mengubah posisi tidur untuk mengurangi risiko terserang gangguan tidur ini.

Nah, jika tindihan disertai gejala lain, ada baiknya segera ke dokter ahli tidur atau laboratorium tidur untuk diperiksa lebih lanjut. Biasanya dokter akan menanyakan kapan tindihan dimulai dan sudah berlangsung berapa lama. Catatan yang telah Anda buat tadi akan sangat membantu ketika memeriksakan diri ke dokter.

Mitos Sleep Paralysis Di Berbagai Negara

- Di budaya Afro-Amerika, gangguan tidur ini disebut the devil riding your back hantu atau hantu yang sedang menaiki bahu seseorang.

- Di budaya China, disebut gui ya shen alias gangguan hantu yang menekan tubuh seseorang.

- Di budaya Meksiko, disebut se me subio el muerto dan dipercaya sebagai kejadian adanya arwah orang meninggal yang menempel pada seseorang.

- Di budaya Kamboja, Laos dan Thailand, disebut pee umm, mengacu pada kejadian di mana seseorang tidur dan bermimpi makhluk halus memegangi atau menahan tubuh orang itu untuk tinggal di alam mereka.

- Di budaya Islandia, disebut mara. Ini adalah kata kuno bahasa Island. Artinya hantu yang menduduki dada seseorang di malam hari, berusaha membuat orang itu sesak napas dan mati lemas.

- Di budaya Tuki, disebut karabasan, dipercaya sebagai makhluk yang menyerang orang di kala tidur, menekan dada orang tersebut dan mengambil napasnya.

- Di budaya Jepang, disebut kanashibari, yang secara literatur diartikan mengikat sehingga diartikan seseorang diikat oleh makhluk halus.

- Di budaya Vietnam, disebut ma de yang artinya dikuasai setan. Banyak penduduk Vietnam percaya gangguan ini terjadi karena makhluk halus merasuki tubuh seseorang.

- Di budaya Hungaria, disebut lidercnyomas dan dikaitkan dengan kata supranatural boszorkany (penyihir). Kata boszorkany sendiri berarti menekan sehingga kejadian ini diterjemahkan sebagai tekanan yang dilakukan makhluk halus pada seseorang di saat tidur.

- Di budaya Malta, gangguan tidur ini dianggap sebagai serangan oleh Haddiela (istri Hares), dewa bangsa Malta yang menghantui orang dengan cara merasuki orang tersebut. Dan untuk terhindar dari serangan Haddiela, seseorang harus menaruh benda dari perak atau sebuah pisau di bawah bantal saat tidur.

- Di budaya New Guinea, fenomena ini disebut Suk Ninmyo. Ini adalah pohon keramat yang hidup dari roh manusia. Pohon keramat ini akan memakan roh manusia di malam hari agar tidak menggangu manusia di siang hari. Namun, seringkali orang yang rohnya sedang disantap pohon ini terbangun dan terjadilah sleep paralysis.





Read More......